What's up Guys? semoga selalu sehat wal’afiat, kalau sehat kan bisa nge-trip kesana- kesini terus. Ngomong- ngomong nge-trip nih, pasti beberapa dari kalian ada yang lagi merencanakan sebuah perjalanan liburan, bersama keluarga atau orang- orang terdekat. Namun sudah bukan rahasia umum lagi kalau perencanaan yang terlalu dipersiapkan matang- matang akan batal pada akhirnya. Ini merupakan salah satu kasus yang paling sering saya alami saat waktu liburan tiba. Misalnya saja, ketika saya bersama teman- teman jejakapucin yang lain pernah merencanakan perjalanan liburan ke Pulau Biawak, Indramayu. Kami sudah merencanakan dari awal semester dan akan berangkat pada libur akhir semester, segalanya sudah kami rencanakan dari transportasi, akomodasi/penginapan, konsumsi, serta barang- barang logistik pribadi. Namun
apa mau dikata, rancana perjalanan itu hanya jadi wacana karena di akhir semester teman- teman yang lain malah punya kesibukan sendiri- sendiri, termasuk ada yang duluan pulang kampung.
Tapi berbeda dengan
perjalanan saya yang satu ini. Keputusan perjalanan ini saya ambil hanya beberapa
jam sebelum berangkat. Tiga hari sebelumnya saya di telfon Ayah untuk ikut
menyusul ke Jakarta sambil mengambil oleh- oleh, namun jadwal saya sebagai
mahasiswa yang tidak menentu membuat saya harus mem-pending keputusan saya
untuk ikut menyusul. Ketika hari H datang, paginya saya sempat jogging dan
renang dulu di kampus, sampai terlintas di pikiran saya kalau weekend ini kalau
hanya di Bandung saja pasti akan membosankan. Singkat cerita pukul 11 siang
seteah mempersiapkan keperluan, saya langsung menuju ke loket travel Bandung-
bandara Soetta. Nah disini perjalanan yang awalnya akan lancar- lancar saja
mulai di uji, sesampainya saya di loket travel saya langsung menuju ke
reservasi, namun sayang seribu kali sayang, saya harus menunggu 3 jam untuk
mendapatkan keberangkatan. Namun saya tidak mau menerima begitu saja, saya
mencoba menghubungi travel- travel yang lain. Dari semua loket travel yang saya
hubungi melalui telefon genggam hanya satu yang menerima panggilan saya,
secercah harapan datang, namun tak bertahan lama. Karena keberangkatan
berikutnya yang tersedia hanya beda beberapa menit dari loket travel yang
pertama. Ini tidak ada pilihan lagi, terpaksa saya harus menunggu 3 jam lebih
untuk berangkat.
3 jam berlalu begitu
cepat, karena saya menghabiskannya dengan menonton salah satu film yang menurut
saya recomended bagi kalian yang suka traveling sekaligus pecinta alam, karena
dari film ini anda akan mendapatkan banyak pengajaran seputar kehutanan, judul
fimnya “Wood Job”, pemaparan cerita yang rapih membuat film ini memiliki niai
tersendiri. kembali ke waktu tunggu yang sudah habis tadi, saudara Zaqy!!..
begitu pegawai reservasi memanggil, saya langsung mematikan laptop dan menuju
ke reservasi untuk melakukan pembayaran. Singkat cerita mini bus yang saya
naiki sudah melaju pesat menyusuri tol pasteur dengan pemandangan kota Bandung
sore yang selalu terlihat indah ketika ditinggalkan.
Lebih kurang 160 km
perjalanan Bandung- Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta) dengan waktu tempuh kurang
lebih 3 jam sudah ditempuh. Di Soetta setelah bertemu dengan Ayah, tujuan kami
berikutnya adalah “The Legendary of Pasar
Minggu”, udah kayak judul fim aja ya.. dengan menggunakan jasa angkutan
Damri dan ongkos yang tidak begitu mahal, kami sudah bisa menikmati perjalanan
dengan bus yang nyaman sambil memanjakan mata dengan kemerlap Ibukota Jakarta,
serta tak ketinggalan kemegahan Tugu Pancoran yang menjulang 27 meter ke atas hingga
melampawi flyover di atasnya.
Kemegahan salah satu
peninggalan the founding father membuka
petualangan saya menjelajahi Ibukota Jakarta, seperti biasa, selanjutnya biar
gambar yang bercerita..
Akhirnya di dalam travel juga..
walaupun dari balik kaca mobil, dan di dalam perjalanan, matahari terbenam dengan langit senja yang sudah mulai gelap masih terlihat sangat menawan. ini sebuah fenomena yang menarik, hampir semua manusia di bumi ini memiliki cerita atau kesan tersendiri di balik terbenamnya matahari. belum ada teori yang mampu menjelaskan fenomena ini, memang ciptaan tuhan tiada duanya..
Penampakan Tugu Pancoran dari balik kaca mobil Damri. Ngomong- ngomong letaknya strategis juga ya, di persimpangan yang banyak lampu merahnya, Jadi walaupun tidak sempat berhenti kita masih bisa menikmati viewnya.
LET'S GO BEYOND!!..
Efek kelamaan di kosan, baru tau ada dudukan kayak gini. Tapi saya masih belum paham inovasi kursi kayak gini, mungkin supaya tidak ada yang ketidura?.. :D Cukup efektif sih, tapi untuk pemenuhan kepuasan publik masih agak kurang pas. Perihal kasus ini, saya sempat mewawancarai beberapa masyarakat yang sedang juga menunggu kereta, salah satunya Ayah :D, dan dari keseluruhan audiens, semuanya menjawab kurang setuju. nah tuh pak Ahok :D
Situasi gerbong saat itu Padat bergelantungan..
cantik- cantik tidur
Sibuk . .
Ga tau ini sungai apa, tapi bagus juga, cukup bersih untuk ukuran kota besar seperti Jakarta. suasanya tenang, angin berehmbus sepoy- sepoy pada siang hari, bahkan masyarakat sekitar banyak yang mancing di kali ini, untuk spot foto City tour sih boleh dibilang recomended.
Jauh- jauh dari Bandung ke jakarta belinya apa?? saringan teh.. 1000an cuy.
ngomong- ngomong 1000an, Sudah sangat jarang ada toko yang menjual barang dengan harga segini, mentok- mentoknya paling makan- makanan bukan barang.
Landmark of Pasarbaru
Eh eh.. tiati Nyak
The legendary of Bajaj Jakarta, tapi yang ini versi Transformersnya, soal
Jadi ceritanya setelah meninggalkan Pasar Baru siang tadi, tiba- tiba ayah pengen balik lagi, katanya lupa, tadinya mau beli topi, tapi gak inget, jadinya balik lagi..
ini nih, salah satu komoditas di Pasar Baru, banyaknya lapak- lapak jual beli uang- uang jadul (jaman dulu). mulai dari gerbang masuk pasar sampai gerbang keluar banyak berjejeran lapak- lapak uang jadul ini. jadi bali kalian yang udah tua, eh maksudnya yang punya uang yang sudah tua, bisa di tawarkan ke salah satu pedagang ini. jual uang beli uang.. :D
Banyak yang jual buah.
Salah satu sudut peninggalan bangunan- bangunan kota Batavia dari pemerintahan kolonial.
Obrolan dua bapak- bapak pekerja keras di sore hari, di temani view puncak Monas (monumen nasional) dari kejauhan.
Teman selain ayah selama City Tour ini.. Gokil
saya sih lebih suka yang Freez, tapi lagi ga ada yaudah yang ini aja.
Nyebrang- nyebrang..
salah satu sudut laluintas di ibukota Jakarta
Salut deh liat pasar yang satu ini.. sungai penghubungnya aja bersih gini.
Sempak- sempak.. sempaknya dek, sempaknya mas.. :D
Legend banget nih kaos, favorite bocah- bocah waktu masih dibedakin emak.
rame banget di sebrang, pasti lagi ada obral..
Berat rasanya untuk pulang, meninggalakan banyak cerita selama 2 hari itu,
tapi saya percaya masih banyak pengalaman seru lainnya yang sudah menanti di depan.
Bandung.. im comming soon
"The End"
Comments
Post a Comment